Jumat, 07 Oktober 2011

SHALAT, TATA CARA, dan DOA

 SHALAT (الصَّلاَة)

Shalat berarti doa atau berkomunikasi dengan Allah SWT. Shalatnya seorang muslim merupakan derajat yang tertinggi dalam beribadah secara badaniyah dan ruhiyah dimana ia berhubungan langsung dengan Tuhannya penuh keimanan, keikhlasan, keihsanan menghadirkan-Nya di dalam hati, fikiran, dan Khusyu’. Rasulullah bersabda:


إذَا قَامَ أحَدُ كُمْ يُصَلِّي فَإِنَّه يُنَاجِى رَبَّه
“Jika seseorang berdiri melaksanakan shalat maka sesungguhnya ia berkomunikasi dengan Allah” (Muttafaqun Alaih).

Adapun cara-cara (rukun dan sunnah) shalat dan bacaannya sebagai berikut:

1.       Disunnahkan membaca Al-Mauidzatain (Surah An-Nas dan Al-Falaq)
2.       Mengarahkan pandangan ke tempat sujud, bukan melihat ke atas karena Rasulullah SAW melarang untuk melihat ke atas. Dan di saat tunduk, dagu pun tidak boleh menyentuh dada.
3.       Niat (di dalam hati, bukan diucapkan), contoh :

أُصَلِّي فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
“Aku berniat melaksanakan shalat magrib tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah”

4.       Takbir yang artinya mengucapkan Allahu Akbar dan mengangkat kedua tangan setinggi bahu atau hingga ujung telinga dan meletakkan tangan kanan di atas kiri, bukan sekedar mengangkat tangan tanpa mengucapkan Allahu Akbar.
5.       Membaca doa Iftitaf. Ketika Abu Hurairah bertanya kepada Rasulullah tentang doa iftitah apa yang dibaca oleh Rasul, beliau menjawab :

اَللّٰهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْ تَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اَللّٰهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ، اَللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
“Ya Allah, Jauhkanlah diantara aku dan kesalahan seperti halnya Engkau menjauhkan antara timur dan barat, Ya Allah, sucikanlah aku dari segala kesalahan seperti halnya Engkau mensucikan baju putih dari kotoran, Ya Allah bersihkanlah segala kesalahanku dengan air dan es yang dingin” (HR.Bukhari dan Muslim).

Kadang pula Rasulullah membaca :

سُبْحَانَكَ اَللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِ كَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَلَى جَدُّ كَ وَلاَ إِلٰهَ غَيْرُكَ
“Maha Suci Engkau Ya Allah dengan segala puji-pujian atas-Mu, dan keberkahan Asma-Mu, Kebesaran Anugerah-Mu dan tiada Tuhan selain Engkau”(HR.Abu daud dan Tirmizi).

Atau dengan membaca :

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْن إِنَّ صَلاَ تِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَا وَمَمَاتِي لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Aku menghadapkan wajahku kepada Yang telah menciptakan langit dan bumi sebagai pegangan kebenaran bagi muslim, dan saya bukanlah  termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya kepada Allah Tuhan semesta alam, tiada seorang pun yang menyekutukannya dan itulah yang telah diperintahkan padaku, dan saya termasuk orang-orang yang muslim”.

6.       Membaca Ta’awwudz (A’uudzu billaahi minas-syaithaanir-rajiim) dan Basmalah (Bismillahi rahmaanir-rahiim).
7.       Membaca Surah Al-Faatihah dengan perlahan karena Allah akan menjawab setiap ayat yang dibacanoleh mushalli.
8.       Membaca (آمِيْن) setelah membaca surah Al-Fatihah.
9.       Membaca salah satu surah dari al-Quran.
10.   Mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan takbir kemudian ruku’. Kedua tangan diletakkan di lutut, jari-jari terbuka, pundak dan kepala sama tinggi, kemudian membaca :

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِه
Maha suci Engkau Tuhanku yang Maha Agung dan segala Puji bagi-Nya
 (tiga kali).(HR.Abu Daud).

Atau membaca :

سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِ كَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِي اَللّٰهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ أَنْتَ رَبِّي خَشِعَ سَمْعِي وَبَصَرِي وَفُؤَادِيْ لاَ إلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Maha Suci Engkau Ya Allah Ya Tuhan Kami dengan segala puja dan puji kepada-Mu ya Allah ampunilah dosa-dosaku. Ya Allah kepada-Mu aku ber-ruku’, kepada-Mu aku beriman dan kepada-Mu aku berserah diri, yang telah mengkhusyu’kan pendengaranku, penglihatanku dan hatiku, Engkaulah Tuhanku tiada Tuhan selain Engkau” (HR.Bukhari & Muslim).

11.   Mengangkat kepala sambil mengangkat kedua tangan dan membaca:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه
“Semoga Allah mendengar siapa saja yang memuji-Nya
 (HR.Bukhari & Muslim).
Dan setelah mengangkat tangan membaca :

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ
“Ya Tuhan kami, bagimu segala puja dan puji(HR.Bukhari & Muslim)

Atau membaca :

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْ ءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْ ءُ الأَرْضِ وَمِلْ ءُ مَابَيْنَهُمَا وَمِلْ ءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْئٍ بَعْدُ ، أَهْلُ الثُّنَاءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَهُ الْعَبْدُ وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدّ
“Ya Tuhan Kami, bagi-Mu segala puja dan puji seisi langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dan sepenuh apa-apa yang engkau kehendaki, pemilik segala puji dan kemuliaan yang paling benar dan pantas diucapkan oleh seorang hamba dan kami semua menghambakan diri pada-Mu. Tiada yang dapat menghalangi atas apa yang Engkau berikan dan tiada yang dapat memberi atas apa yang Engkau larang dan tiada anugerah yang bermanfaat karena dari-Mu lah segala anugerah” (HR.Muslim & Abu Daud).

Kemudian meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri diantara perut dan dada.

12.   Bertakbir untuk sujud tanpa mengangkat kedua tangan (HR.Bukhari & Abu Daud). Anggota tubuh yang terkena di saat sujud adalah kening, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung kaki. Dengan membaca :

سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَي وَبِحَمْدِ ه
“Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi” 3x (HR.Ahmad, Abu Daud & Ibnu Majah)

Atau dengan membaca :

سُبْحَانَكَ اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِ كَ اَٰللّٰٰهُمََّ اغْفِرْلِي٬ اَللّٰهُمَّ لَكَ سَجَدْ تُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ فَاأحْسِنْ صُوَرَهُ
“Maha Suci Engkau Ya Allah Ya Tuhan kami dengan segala puja dan puji bagi-Mu maka ampunilah dosa-dosaku. Ya Allah kepada-Mu aku bersujud dan kepada-Mu aku beriman dan menyerahkan diri, aku sujudkan wajahku kepada Yang telah menciptakan dan membentuknya maka perbaikilah wajahku dengan sebaik-baik bentuk”.(HR.Bukhari & Muslim).

13.   Duduk diantara dua sujud dengan cara duduk di atas kaki yang kiri dan kaki kanan berdiri tegak berpangku pada ujung telapak kaki dan kedua tangan berada di atas lutut. Dan membaca :

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِ نِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, bantulah aku, berikanlah rezki kepadaku, berikanlah aku petunjuk dan kesehatan dan maafkanlah aku” (HR.Tirmizi & Abu Daud).
Di saat menjadi imam harus merubah bacaannya menjadi Allahummaghfir lanaa dan seterusnya.

14.   Kemudian sujud untuk yang kedua sama halnya dengan sujud yang pertama
15.   Bangkit dan berdiri untuk rakaat yang kedua dengan bertakbir berpangku pada lutut tanpa duduk beristirahat (pendapat Imam Ahmad), sedangkan menurut imam Syafi’I disunnahkan duduk beristirahat sejenak kemudian berdiri berpangku pada tangan.
16.   Pada rakaat kedua, mengerjakan seperti halnya pada rakaat pertama kecuali membaca iftitah.
17.   Pada rakaat yang kedua duduk tasyahud seperti halnya duduk diantara dua sujud dan membaca tasyahhud awal :

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلّٰهِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
“Segala hormat, keberkahan, shalawat dan segala kebaikan hanya untuk Allah, selamat atas engkau wahai baginda Nabi semoga senantiasa mendapat rahmat dan barakah dari Allah SWT, selamat kepada kami dan para hamba Allah yang shaleh, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rasul Allah”.(HR.Bukhari).

18.   Berdiri dari Tasyahhud awal dengan mengangkat tangan seperti halnya pada takbiratul ihram. Sisa rakaat hanya dengan membaca surah Al-Fatihah saja tanpa surah yang lain, jika membaca surah yang lain pun tidak apa-apa sebagai mana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa’ad al-Khudariy.
19.   Pada sujud akhir perbanyaklah doa, sebagaimana sabda Nabi :

أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأكْثَرُوْا فِيْهِ مِنَ الدُّعَاءِ
“seorang hamba akan sangat dekat dengan Tuhannya di saat ia sujud, maka perbanyaklah berdoa”(HR.Muslim dan Abu Daud).

Doa yang biasa ditambahkan oleh Nabi pada sujud akhir setelah membaca :

سُبْحَانَكَ اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِ كَ اَٰللّٰٰهُمََّ اغْفِرْلِي٬ اَللّٰهُمَّ لَكَ سَجَدْ تُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ فَاأحْسِنْ صُوَرَهُ
“Maha Suci Engkau Ya Allah Ya Tuhan kami dengan segala puja dan puji bagi-Mu maka ampunilah dosa-dosaku. Ya Allah kepada-Mu aku bersujud dan kepada-Mu aku beriman dan menyerahkan diri, aku sujudkan wajahku kepada Yang telah menciptakan dan membentuknya maka perbaikilah wajahku dengan sebaik-baik bentuk”.(HR.Bukhari & Muslim).

Adalah dengan membaca doa:

اَللٰهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُوْرًا وَفِي لِسَانِي نُوْرًا وَفِي بَصَرِي نُوْرًا وَفِي وَجْهِي نُوْرًا وَفِي سَمْعِي نُوْرًا وَعَنْ يَمِيْنِي نُوْرًا وَعَنْ يَسَارِي نُوْرًا وَمِنْ بَيْنِ يَدَ يَّ نُوْرًا وَمِنْ خَلْفِي نُوْرًا وَمِنْ فَوْقِي نُوْرًا وَمِنْ تَحْتِي نُوْرًا واجْعَلْ لِي فِي نَفْسِي نُوْرًا وَاعْظِمْ لِي نُوْرًا اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِي خَطِيْئَتِي وَذَ نْبِي وَإِسْرَافَ فِي أَمْرِي وَأَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِي جَدِّ ي وَهَزْلِي وَكَسْلِي وَعَمْدِ ي كُلٌّ ذٰلِكَ عِنْدِ ي اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِي مَا قَدَّ مْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ إِلٰهِي لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ                                                  
“Ya Allah jadikanlah hatiku sebagai cahaya, lidahku, mataku, wajahku, pendengaranku bercahaya, dari sebelah kanan dan kiri, depan, belakang, atas dan bawah bercahaya, jadikanlah diriku sebagai cahaya dan agungkanlah aku dengan cahaya. Ya Allah ampunilah segala kesalahnku, dosaku, dan hal yang berlebih-lebihan karena Engkaulah yang lebih mengetahui disbanding diriku. Ya Allah ampunilah keseriusan, canda tawa, senda gurau, kemalasan, dan kesengajaanku semua itu dariku. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa yang telah aku perbuat maupun yang belum, dosa-dosa yang tidak kusadari maupun yang kusadar, Engkaulah Tuhanku dan tiada Tuhan selain engkau Ya Allah”.

20.   Pada duduk tasyahhud akhir sedikit berbeda dengan yang pertama pada posisi duduk yang dapat dilakukan dengan tiga cara, yang pertama; tegakkan kaki kanan dan kaki kiri keluar dari celah betis sebelah kanan dan duduk di atas tanah/lantai. Kedua; membentangkan kedua kaki, kaki kiri di bawah betis sebelah kanan sedikit keluar di bagian kanan. Ketiga; membentangkan kaki kanan dan kaki kiri berada diantara paha dan betis.
Adapun doa yang dibaca setelah doa :

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلّٰهِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Adalah dengan menambahkan shalwat dan salam kepada Nabi:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِ نَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِ نَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِ نَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِ نَا إبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْن إنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“Ya Allah, bershalawatlah kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan keluarganya sebagaimana Engaku bershalawat kepada baginda Nabi Ibrahim dan keluarganya, berikanlah berkah-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati Nabi Ibrahim dan keluarganya di seluruh alam, sesungguhnya Engkau maha pemuja dan Mulia”(HR.Bukhari & Muslim).

Kemudian menambahkan doa :

اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِّيْحِ الدَّ جَّالِ٬ اَللّٰهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظَلْمًا كَثِيْرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْلِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِ كَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari siksa api neraka, siksa kubur, dan dari fitnah semasa hidup dan setelah mati serta aku berlindung dari fitnah dajjal. Ya Allah, sesungguhnya aku telah banyak mendzalimi diriku sendiri dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau Ya Allah, maka Ampunilah aku dengan segala pengampunan-Mu serta kasihanilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (HR.Bukhari dan Muslim).

21.   Mengangkat jari telunjuk di saat mengucapkan “Illallah” dari syahadat, atau pada kalimat “Laa ilaaha”, atau pada setiap mengucapkan nama Allah, atau menggerakkan/memutar ke kanan dan kiri.
22.   Salam kanan dan kiri dengan mengucapkan :

اَلسَّــــــلاَمُ عَلـَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰــــــــــــه
“Semoga keselamatan dan rahmat  Allah senantiasa bersama kalian”

23.   Tertib

Sepantasnyalah bagi seorang yang melaksanakan shalat jika ingin berdoa kepada Allah SWT maka perbanyaklah berdoa sebelum salam setelah melengkapai bacaan tasyahhud dan apa yang telah diperintahkan oleh Nabi yaitu memohon perlindungan dari siksa neraka, kubur, fitnah di saat hidup dan mati juga dari fitnah dajjal. Ia boleh meminta segala kebaikan baik di dunia maupun di akherat.

Sebagian ulama berpendapat, bahwa tidak pantas berdoa meminta hal-hal yang berhubungan dengan dunia, namun pendapat itu dianggap lemah karena bertentangan dengan keumuman yang ada pada hadis Nabi :

ثُمَّ ليَخَيِّر مِنَ الدُّعَاءِ مَا شَاءَ
“Kemudian perbaguslah doa sesuai yang kamu kehendaki” (HR.Bukahri & Muslim).

Menurut Ibnu Khalifat ‘Alawi dan Al-‘Allaamah Utsaimin bahwa setelah shalat tidak perlu berdoa, sebab doa harus di perbanyak pada saat sujud akhir dan pada tahiyyat / tasyahhud akhir. Tidak usah melap / menyeka wajah, biarkan bekas-bekas debu yang menempel di wajah yang kelak akan menjadi saksi di yaumil akhir, begitu pula dengan air wudhu , agar tidak dilap atau dikeringkan. Biarkan air tersebut meresap ke kulit dan tubuh. Berzikir setelah shalat bukanlah kewajiban yang harus dilakukan, melainkan sesuatu yang mustahab atau disunnahkan.

II.                  ZIKIR DAN DOA SETELAH SHALAT

1.       Diriwayatkan dari Tsauban ra berkata, Rasulullah SAW apabila setelah selesai shalat, beliau beristigfar tiga kali dan membaca doa :
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا بِالسَّلاَمُ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَام
“Ya Allah, Engaku maha sejahtera dan dari-Mulah  serta kembalinya kesejahteraan, hidupkanlah kami dengan sejahtera dan masukkanlah kami ke surga tempat kesejahteraan, Maha berkah Engkau Yang Maha Agung lagi Maha Mulia”(HR.Muslim)

2.       Diriwayatkan dari Mughirah bin Syu’bah ra, Rasulullah SAW bila selesai shalat membaca:
لاَ إِلٰهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ٬ لـَهُ الـْمُلْكُ وَلـَهُ الـْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلـَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر٬ اَللّٰهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
“Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nyalah segala kekuasaan dan pujian, Yang menghidupkan dan Mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang Engkau halangi, dan tidak bermanfaat orang yang memiliki kebesaran karena dari-Mulah segala kebesaran itu”

3.       Dari Ibnu Az-Zubair ra, bahwa Rasulullah SAW ketika setelah salam dari shalatnya, beliau membaca:
لاَ إِلٰهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ٬ لـَهُ الـْمُلْكُ وَلـَهُ الـْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلـَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر٬ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إلاَّ بِاللهِ لاَ إلٰهَ إلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إلاَّ إِيَّاهُ لـَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الـْفَضْلُ وَلـَهُ الثَّنَاءُ الـْحَسَنُ لاَ إِلٰهَ إلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لـَهُ الدِّيْنَ وَلـَوْ كَرِهَ الـْــــكَافِرُوْنَ
“Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segala kekuasaan dan pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Tiada daya dan kekuatan selain dengan izin Allah, tiada tuhan yang Haq selain Allah dan kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Milik-Nyalah segala nikmat, keutamaan dan pujian yang baik. Tiada tuhan selain Allah dengan memurnikan agama untuk-Nya semata walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.” Ibnu Zubair berkata lagi, Rasulullah SAW biasanya bertahlil bersama para sahabat setiap selesai shalat. (HR.Muslim)

4.       Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ سَبَّحَ اللهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ٬ وَحَمِدَ اللهُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ٬ وَكَبَّرَ اللهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُوْنَ٬وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ:  لاَ إِلٰهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ٬ لـَهُ الـْمُلْكُ وَلـَهُ الـْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلـَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَـانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الـْبَحْرِ
“Barangsiapa bertasbih kepada Allah setiap selesai shalat sebanyak 33 kali, bertahmid sebanyak 33 kali, dan bertakbir sebanyak 33 kali , sehingga semuanya berjumlah 99 kali, lalu dilengkapi menjadi 100 dengan mengucapkan “Laa ilaaha Illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul hamdu wahua ‘ala kulli syain qadiir, niscaya akan diampuni dosa-dosanyawalaupun seperti buih di lautan”(HR.Muslim)

5.       Diriwatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ قَرَأَ آيـَـةَ الـْكُرْسِىِّ عَقِبَ كُلِّ صَلاَةٍ لـَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الـْجَنَّةِ إلاَّ أنْ يَمُوْتَ
“Barangsiapa membaca ayat Kursiy setelah selesai shalat, maka pembatas dirinya untuk masuk surga hanyalah kematiannya”(HR.Nasai & Ibnu Hibban).

6.       Diriwayatkan dari Sa’d bin Abi Waqqash, Rasulullah SAW setiap kali selesai shalat, beliau memohon perlindungan dengan doa ini:

اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الـْجُبْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَرُدَّ إلـَى أَرْذَلِ الـْعُمْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الـْقَبْرِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, pengecut, dan aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan kepada umur yang paling hina, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur” (HR.Bukhari).

7.       Diriwayatkan dari Tirmizi ra dari Abu Amaamah ra berkata, Rasulullah SAW telah berdoa dengan begitu banyak doa yang tidak dapat kami menghafalkannya, dan kami telah bertanya kepada Nabi tentang hal itu, dan beliau menjawab: maukah kalian aku (Nabi) ajarkan yang mencakup seluruh doa yang telah aku minta? Yaitu :

اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلـَكَ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ٬ وَأَنْتَ الـْمُسْتَعَانُ وَعَلَيْكَ الْبَلاَغُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إلاَّ بِالله
“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dari segala kebaikan yang telah diminta oleh nabi-Mu Muhammad SAW, dan kami berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang telah dipinta oleh Nabi-Mu Muhammad SAW, Engkaulah maha penolong dan kepada-Mulah permohonan ini dan tiada daya dan kekuatan selain Engkau”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar